Kamis, 04 Agustus 2016

My Dear [PART 6]



PART 6
Selasa, 19 juli 2016

Aku sedang tersedan ketika mengetik ini. Dengan bibir bengkak dan mata berair. Aku melihat foto mom dan menangis lagi. Aku sadar itu kelemahan terbesar ku tapi mengingat Mom dan merindukan semua tentangnya jadi sangat menyedihkan.
 Mataku berair dan aku susah melihat huruf. Ketikan ku pasti kacau, tapi siapa yang perduli.  T­_T

Ini sudah lebih seratus hari. Lebaran pertama tanpa Mom dan tanpa kembang goyang buatannya. Aku merindukan nya….
Aku mengurusi semuanya sendiri. Pakaian lebaran adik-adik, membeli kue karena aku tidak bisa masak satu macam kue pun, menyiapkan bumbu dan sayur stok lebaran, membereskan rumah dan sesekali membantu wawan mengecat rumah.
Aku membeli bingkai foto agar bisa memajang foto mom di dinding ruang tamu. Dan sekarang aku baru menemani Via membli seragam SMP nya. Mendaftarkan ulang Via dan telah berhasil mendaftar SIDANG untuk diriku sendiri.

                Si Bowo berhasil menaikkan rangking di pembagian rapor  nya kemarin. Dia pasti membuat ibu bangga dan bahagia disana. Wawan masih dengan kerjanya dan dua hari ini Via sudah resmi menjadi murid SMP 16. SMP yang sama dengan Bowo.

Aku sedang santai menunggu jadwal sidang keluar. Belum belajar lagi dan malas melakukan apapun.
Ini sesuatu yang malu jika kuceritakan dan aku sangat malu jika mengakuinya ketika sedang merindukan mom. Aku merasa sangat salah antara hubungan ku dengan Asbi. Rasanya jika sedang dalam keadaan begini aku memiliki pikiran ingin putus saja dengannya dan mencari pria yang bisa mengubahku lebih relegius.

Aku memiliki banyak cerita sedih dan bahagia akhir akhir ini. Tapi menjabarkan nya satu satu membuat ku malas. Aku ingin bermimpi bertemu Ibu dan dia memelukku menguatkan ku dan menegur semua salah ku. Aku ingin dia mengatakan dengan jelas bahwa yang terjadi anatara aku dan asbi SALAH. Aku ingin dia mengatakan jika aku dengan asbi harus berakhir.
Aku ingin Mom ada disini, mendengarkan semua keluh kesah ku dan curhatan tentang hal kecil dan tidak penting sekalipun.
Aku ingin Mom tahu bahwa aku belum bisa menghadapi sifat ayah yang aneh. Aku ingin Mom tahu aku menginginkan restu darinya setiap saat ketika aku mengalami kesulitan dalam hal apapun- seperti dulu. Aku ingin dia ikut mendoakan kelancaran sidang skripsi ku nanti. Aku ingin dia tahu bahwa aku tidak sekuat karang. Aku ingin dia tahu bahwa aku memimpikan dia menggendong cucu dari anak ku.
Aku ingin dia tahu bagaimana anak anak nya mulai tumbuh dan menemukan pasangan mereka masing-masing.
Aku masih berharap ini mimpi sehingga ketika bangun besok yang menyambut ku adalah suara wajan yang berdenting dan suara  Mom memanggil nama Tiara berulang-ulang.
Aku menginginkan hal yang sangat mustahil tapi aku masih mengharapkannya .


Aku berharap Mom bahagia disana.
Ya ALLAH, lapangkanlah kubur mom, terangkan lah, sejukkan lah, nyamankan lah, jauhkan Mom dari siksa kubur dan beri lah beliau semua nikmat kuburmu. AAMIIN YA ROBAL ALAMIN.

09:17 PM


To be continue..................

My Dear [Part 5]



Part 6

21 februari 2016, Minggu

Segala sesuatu cepat berputar dan berubah. Ini hari ke Sembilan sejak ibu tiada.
TIADA_______untuk selamanya.
Aku benci rumah sakit lebih dari apapun. Aroma Obat dan DARAH.
Aku benci terlihat lemah namun aku benar-benar terpuruk. Ini benar-benar takdir ditinggalkan MOM secepat ini. Bahkan aku belum bisa masak daging dengan benar. Belum bisa mengadon adonan untuk kue apapun. Aku masih ingin belajar banyak tapi aku sangat terlambat.
Aku ingin wisuda tahun ini dan Mom berfoto di sampingku. Tapi itu hanya mimpi.

Aku berharap semuanya mimpi.
Sehingga ketika terbangun masih berharap suara Mom membangunkan ku ketika subuh. Meneriaki semua kemalasan dan kesalahanku didapur dan di rumah.
Aku masih berharap ini mimpi.
Sehingga ketika terbangun aku masih di sambut nya di dapur dengan perintah diujung lidah.
Aku masih berharap semuanya mimpi.
Sehingga ketika memakai toga aku bisa mempersembahkan ijazah S.Pd padanya dengan senyum bangga dan bahagia.

Aku masih ingin belajar banyak padanya.
Bagaimana memasak dengan rasa yang luar biasa seperti restoran bintang lima. Bagaimana membuat kue, bagaimana menimang anak ketika memilikinya nanti. Bagaimana menjadi ibu yang baik untuk anak-anak ku kelak. Aku masih ingin belajar bagaimana menjadi istri dan menantu idaman.

Aku berusaha tidak meneteskan air mata ketika mengingat nya.
Tapi hatiku yang pikir sekeras batu ternyata hanya sebuah kaca. Retak dan berkeping ketika jatuh. Aku benci mengakui kelemahan sendiri dan malu jika terlihat lemah oleh orang lain tapi ternyata aku tidak sekuat itu. Aku masih pengeluh yang parah dan pemalas dalam tingkat tinggi.

Bagaimana jadinya hari-hari ku nanti. 
Ketika mengahadapi masalah. Ketika akan wisuda. Ketika bekerja….
Aku bermimpi besar ingin menyerahkan gaji pertama untuk mom,, tapi sekarang dia sudah tiada. Bermaksud membelikannya banyak emas dan barang mewah. Aku ingin dengan keringat ku mengantarkan dia pergi haji aku berharap dan bermaksud memberikan semuanya hingga mom jadi sangat bangga padaku.
Tapi itu tidak sesuai rencana. Karena Tuhan punya rencana terbaik nya sendiri.

Sekarang yang mampu ku lakukan adalah berusaha menjadi ibu di rumah ini. Ibu untuk ketiga adikku. Mengatur rumah. Pembelanjaan dapur… mengurusi sekolah mereka. membelikan seragam dan baju lebaran. Turun menjadi ibu bahkan di waktu aku sendiri belum mampu mengatur diriku dengan baik.

Aku harus sekuat karang. Sangat kuat sampai bisa menjadi tameng untuk adik-adik ketika melawan dunia. Aku harus lebih kuat sehingga bisa menjadi pijakan untuk mereka bergerak maju. Aku harus sangat kuat sehingga dunia tidak ada yang berani meremehkan mereka.


 To be continue........................................................

My Dear [PART 4]

PART 4



Sekarang tanggal 6 januari 2016.
Ingat___ 2016!

 Aku melewati banyak hal hingga sampai di tanggal ini. Tahun baru bersama Asbi dengan keliling mencari sumber kembang api terbanyak di kota. Ibu ku sakit lagi dan hari ini barusan kembali drai rumah sakil LAGI setelah transfuse darah sebanyak 4 kantong. Judul telah di ACC dan bimbingan proposal dengan pembimbing dua telas selesai. Dan lain lain. Dan lain lain.
                Aku sedang menelan kepahitan dan rasa dongkol karena tidak dihargai.
Apakah aku harus banyak uang dan menghamburkannya seperti orang kaya terlebih dulu agar di hargai?
Aku bukan penggila kata PUJIAN--- tapi bukan berarti tidak butuh dihargai.
                Walau usaha ku tampak sedikit. Walau  kesedihan kutelan malam-malam sehingga tidak seorang pun yang melihat warna air mataku----- aku mohon. Hargai badan ini sedikit saja. Hargailah usaha yang telah badan ini lakukan.
                Aku tidak membenci siapa pun tapi aku kesal dengan orang dewasa yang selalu berpikir bisa melakukan semuanya sendiri namun dengan keras menuntut pertolongan.
Ibu ku seminggu di rumah sakit Umum. Aku bolak balik untuk menyiapkan makanan orang-orang yang menunggui ibu. Pahitnya____ barusan beberapa waktu yang lalu saudara dari pihak ibu bilang “Itu lah, gulai basing saje. Untung wawan tu endak nampung nye”.
                Itu hanya kurang asin dan rasanya sakit ketika mendengar bahwa selama ini adik ku makan masakanku dengan terpaksa. Seakan-akan aku sengaja melakukan masak tanpa hati dan ketulusan.
                Aku tidak marah.
Aku sedih namun menelan air mata.
Aku tidak suka cara ayah yang menyuruh dan tidak bisa pakai kata tunggu. Terburu-buru dan salah. Dia selalu mengatakan hal-hal yang dia mampu lakukan seniri namun tidak dia lakukan malah menyindir dan membuat sakit hati.
Aku tidak suka wawan yang tiga malam ini menginap dirumah sakit dan seakan-akan dia telah melakukan semuanya. Seakan-akan aku bahagia dirumah dengan segala beban makanan padahal dia di sana hanya duduk dan menunggui. Aku tidak suka caranya yang menganggap semua hal yang aku lakukan salah dan dia yang paling benar.
Aku tidak suka cara makwo tua memerintah. Seakan-akan dia telah melakukan semua dan aku sebagai anak ibu ku kesenangan karena ib ku sakit. Aku tidak suka cara dia men gudge masakanku. Aku tidak suka dia yang selalu jadi yang bena namun tidak ahu apa apa.
Aku juga tidak suka ASBI.
Tidak suka caranya menyueki ku lebih parah dari kerbau budek. Aku benci dia yang masa bodoh dan cuek luar biasa. Aku juga benci dia yang dekat dengan wanita manapun dan memiliki panggilan tersendiri.
Aku benci dia yang seakan menjauh.
Aku juga tidak suka caranya mendiami ku
Aku tidak juga suka caranya padaku.
Aku tidak suka karena dia mulai aneh.

My Dear [part 2] - Last Post



[ Part 2 ]


                Ketika keluarga lain bercanda dengan cara dewasa keluarga ku tidak. Aku memiliki tiga adik, yang pertama berumur delapan belas tahun dan baru selesai ujian nasional sekolah menengah kejujuran. Yang kedua berumur tiga belas tahun dan sebulan lagi akan mengikuti ujian akhir sekolah dasar. Kedua-duanya laki-laki namun cengeng dan terlalu mudah dibuat menangis. Untuk yang terakhir dia perempuan, sebenarnya baru sebelas tahun namun sekarang dia sudah kelas lima SD di sekolah yang sama dengan adik ke dua ku. Ini dia, kuberi tahu kekurangan pendidikan keluarga kami, ayah ku tidak tamat SMA dan ibuku tidak wisuda. Kami berempat saudara sekolah di sekolah dasar yang sama. Sekolah terdekat dari rumah dan tidak butuh kendaraan untuk sampai di sana.
                Sedikit lebih menyedihkan memberi tahu bahwa sampai aku berada di institute pun , semua lembaga sekolah yang ku masuki bukan sekolah terbaik di kota Bengkulu. Bukan berarti ini salah ku seluruhnya, ini juga menyangkut keuangan keluarga yang selalu tidak lebih dan tidak benar-benar cukup.  Tapi tetap saja kemampuan otak yang pas-pasan merupakan factor utama semua kesalahan itu. Karena keluarga kami lebih dari kurang untuk disebut sederhana jadi kami bukan keluarga yang bisa membeli sesuatu dengan mudah. Contoh kecil nya tadi malam. Ketika kami ingin makan gorengan, aku dan adik pertama ku, Wawan , berseru bersama…
                “Sini sumbangan..!! siapa yang tidak ikut menyumbang bersiap hanya menikmati kerak gorengan.”. lalu dari ayah sampai adik terkecil yakni Elvia merogoh tempat penyimpanan uang masing-masing dan menyerahkan nominal sesuai dengan gorengan yang ingin didapat. Aku tidak mengerti itu kekanak-kanakan atau membosankan atau apalah.. tapi itu selalu kami lakukan. Pengecualian terjadi jika ayah sedang menerima gaji atau sedang mendapat rezeki berlimpah.
                Karena keluarga kami membosankan dan sedikit agak aneh, candaan yang kami lakukan pun jadi aneh. Aku sedang memadukan lipstick baruku dengan lipstick merah menyala Mom yang susah dihilangkan bahkan digosok berkali-kali pun dengan air, saat ayah melintas di dekatku dan bilang itu mengerikan. Bukannya marah atau putus asa, yang ku lakan adalah memeluk erat ayah dan berusaha menempelkan bibir ke pipinya. Wawan datang membantu saat melihat kesulitan ku, dia memegangi tangan ayah dan aku berhasil menambah olesan lipstick sebelum kemudian memenuhi pipi ayah dengan warna merah cap bibir. Ibu yang sedang menonton acara kompetensi dangdut berlagak tidak peduli namun diam-diam tertawa. Adik kedua ku yakni Bowo tiba-tiba menghampiri dan menertawai wajah ayah. Alih-alih merasa bahagia dia menjadi target selanjutnya keisengan ku dengan wawan. Karena tubuhnya masih kecil , kami dengan leluasa mencoret mukanya dengan lipstick.
                Jadi begitulah. Aku tidak terlalu peduli dunia luar dan lebih memilih mengurung diri di rumah daripada pergi ke  suatu tempat dan membuat lelah. Ahhh, alasan sebenarnya adalah karena uang di dompet tidak pernah menunjang cukup untuk membawa diriku ke tempat-tempat hit menyenangkan. Apakah aku jadul dan kampungan? Lumayan lah. Karena aku tidak mengikuti zaman dan perkembangan hubungan bebas kah? Karena aku tidak mengikuti trend terkini? Karena aku tidak update? Teman ku sedikit dan limited?  Fashion ku payah? Yaaaa… semuanya iya. Aku anak rumahan , tanpa bakat dan minat, nothing prestasi, tidak mandiri dan payah.
                Jadi karena ini membosankan, maka sampai disini saja. Aku akan kembali lain kali tentu saja dengan cerita yang membosankan lainnya. Karena hidup ini singkat ayo habiskan waktu bersama orang-orang yang kau sayangi dan menyayangi mu—apakah motto ku ini juga terdengar klise? Yaa ampun,,,, kapan seorang pangeran menemukan sebelah sepatuku dan kemudian mencariku untuk dibawa ke istana nya untuk hidup bahagia bersama selama-lamanya?...............


                To be continued
Tujuh belas april dua ribu lima belas